ο δε αποκριθεις ειπεν γεγραπται ουκ επ αρτω μονω ζησεται ο ανθρωπος αλλ επι παντι ρηματι εκπορευομενω δια στοματος θεου
But he answered, “It is written, "Man does not live by bread alone, but by every word that comes from the mouth of God"" (Matthew 4:4)

February 8, 2011

The Mystery of Death and the Death of Atheism (Misteri Kematian dan Kematian Ateisme)

Pada hari Sabtu tanggal 5 Februari 2011, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh suatu berita dukacita. Seorang tokoh muda Indonesia, anggota DPR RI, mantan artis sinetron dan peragawan, Adjie Massaid meninggal dunia dalam usia 43 tahun. Semua kalangan, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa, memberi komentar atas kejadian ini. Semua terkejut dengan datangnya kematian yang menjemput almarhum dengan tiba-tiba. Tapi, pada pagi hari itu, saya mencoba merefleksikan kejadian tersebut melalui kacamata iman Kristen dan coba membandingkannya dengan kacamata ateisme yang belakangan ini cukup gencar menyatakan pandangannya tentang ke-non- eksistensi-an Tuhan. Bagi ateisme, kematian adalah akhir dari kehidupan manusia. Bagaimana pandangan iman Kristen? Saya menuliskan suatu pernyataan yang menjadi "status" saya di Facebook (FB) di sore harinya. Dari tanggapan-tanggapan yang masuk terhadap status FB tersebut, saya mencoba untuk menjelaskan bagaimana iman Kristen menjawab misteri kematian manusia. Berikut ini adalah runtutan dialog dengan beberapa teman yang memberi respon atas pernyataan saya di FB. Tak lupa saya mengucapkan terimaksih untuk tanggapan yang telah disampaikan, juga kepada 13 orang teman-teman yang telah memberi jempolnya ("like") buat saya. Semoga bermanfaat.
Yusuf SilangitKaum atheist tak punya jawaban alias kertas kosong soal misteri kematian manusia. Di sisi lain, filsuf Albert Camus mengatakan: "Death is philosophy's only problem." (Kematian adalah satu-satunya masalah yang tak dapat diselesaikan oleh Filsafat). Tapi Yesus Kristus menjawab misteri kematian melalui kebangkitanNya. Bersyukurlah ....   
Riah Ginting Bagi atheis kematian bukan sesuatu yg menakutkan karena mereka ga percaya ada kehidupan kekal setelah kematian ( hasil wawancara atas beberapa atheis ). Tapi aku bersyukur bgt atas kematian Kristus, maut telah dikalahkan shg sengat maut tak berkuasa lagi atasku sekalipun aku mengalami kematian suatu saat nanti. Gbu.

Samuel Hutagalung faith versus faith my brother

Yusuf Silangit Samuel: In Jesus, faith is reasonable, credible, justifiable, livable and hope-able :)

Samuel Hutagalung parallel with Pak IO's thinking from atheist point of view

Yusuf Silangit Samuel: di mananya yg paralel, Sam?

Samuel Hutagalung dari sudut pandang iman kaum atheis mereka jelaskan tidak perlunya campur tangan ilahi dalam proses terbentuknya semesta. kebajikan merupakan tanda kedewasaan diri karena tak adanya iman pada surga atau neraka, apalagi saat ini mayoritas orang adalah pelaku atheisme praktis. bertrand russell dan IO adlh contoh atheis yg berbudi tak kalah mutunya dari kaum theis.

Samuel: Ada beberapa pertanyaan bro: 
1. jadi bagaimana terbentuknya alam semesta menurut kaum atheist bro?
2. bagaimana kalau contoh atheist lainnya (misalnya Adolf Hitler)? Banyak juga lho orang yang mengagumi beliau dan mengatakan bahwa Hitler itu baik, bajik dan bijak? 

3. Bagaimana kita menilai kedewasaan diri seseorang?

Samuel Hutagalung terbentuknya alam semesta dapat bro tag atau share langsung dari fb pak IO; Hitler itu seorang Kristen dan mengambil solusi model gerejawi thd yahudi dan kedewasaan itu misalnya dapat dilihat dari sikap anti thd peperangan russell; bukan dukungan sayap kanan kristen AS thd bush yg serang irak.


Apa brother ini jubir nya IO? :)) Di FB, banyak yg sudah memberi tanggapan kpd IO, tapi tetap aja nggak mau ngakui bahwa science terbatas.
Saya kira keliru mengatakan kalau Hitler itu Kristen (yg benar dia itu mantan Kristen). Yang jelas pem...ikirannya sangat dipengaruhi oleh Nietzsche. Nietzsche menulis buku yg berjudul The Madman, dan hasilnya Hitler benar2 seorang madman. 

Yang diuraikan IO soal alam semesta itu sudah lama terbantahkan, bukan barang baru. (Dia belum baca buku Anthony Flew kali ya). Kaum atheist tak bs menjawab the "First Cause" of the universe. Makanya, untuk menjawab hal tersulit soal death, ya "cek kosong" lah. Yesus memberi jawab "The Death of death" lewat kebangkitanya yang bukti2nya sangat cukup untuk dijadikan landasan iman. Nah, Brother sendiri posisi pemikirannya dimana? (pak IO terus sich... )

Samuel Hutagalung first cause 'tuhan' gmana bro, tiap keyakinan akan menemui hal hal yang tak mampu dijawab. itulah sebabnya kita beriman karena kita tak tahu segalanya.

Yusuf Silangit Nah, kalau nggak tau segalanya, kan gak berarti Tuhan itu gak ada. Lebih baik kita bilang aja nggak tau. Makanya di atas saya katakan "kertas kosong".

Samuel Hutagalung itulah 'faith versus faith' bro

Riah Ginting Mungkin pak Samuel atheis kali, klo benar....lucu juga ya? koq namanya Samuel? he..he..he

Samuel Hutagalung mungkin, mungkin juga anda seorang perbegu wkkk

Riah Ginting ‎@Pak Samuel : Aku ga perbegu, aku percaya sama Tuhan Yesus. Jesus is the way to heaven. How about you bro? Morning. Gbu.


‎@ Riah: seorang yang beriman apakah harus mengetahui semua jawabannya? Jika demikian mungkin ia sudah mengambil posisi Tuhan. Saya beriman pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, tak ada nama lain dan oknum lain yang di...berikan Allah kepada umat manusia selain Yesus Kristus. Namun saya tidak berani mengatakan agama Kristen paling bisa jawab secara rasional, karena entar terjebak kayak agama yang ngakunya paling rasional, paling toleran, tapi kalo agamanya dikritik secara ilmiah marah-marah, tuduh orang lain tak punya otak bahkan keluar fatwa mati, dan bahkan menganjurkan kekerasan terhadap orang-orang yang dianggap sesat. Karena itu karena saya beriman, saya sadar bahwa saya tidak tahu banyak. Iman Kristen mengajarkan saya untuk tetap percaya tanpa goyah pada Allah Tritunggal, tapi juga sekaligus rendah hati.

@ Bro Ucup : selamat melayani bagi Kam dan Ibu Pendeta, GBUs!

Riah Ginting ‎@Samuel : nice to hear bro...religions cant save even christian. Jesus is love so no need debate n only Jesus is the answer what ever its not christian. Gbu.


Samuel: kalau brother Samuel nggak berani mengatakan bahwa Kekristenan merupakan keyakinan yang paling rasional, siapa yang brother harapkan untuk mengatakannya? Wong, atheist kayak Antony Flew aja berani kok... :)). Apakah kita harus "diam saja" untuk menunjukkan "iman Kristen" dan "kerendah-hatian" kita? Menurut saya iman Kristen itu harus dipelajari, dipraktekkan dan kita juga harus siap mengatakan kebenaranNya. Ini bukan "sombong rohani", tapi "defense the truth of the gospel". Ini penting di tengah hiruk pikuknya cara berfikir manusia (secara umum di FB) yang banyak ngawurnya. Lebih2 lagi ketika cara berpikir atheisme itu didukung oleh rohaniawan Kristen sendiri. Saya pikir ini kondisi yang sangat menyedihkan. Kita perlu memberi jawaban atas hal ini.


Sebagai manusia biasa dengan berbagai keterbatasan saya tidak mampu bilang "pasti" secara ilmiah, rasional, tapi saya mampu berikan kemungkinan dan bahkan probabilitas kepada orang-orang yang meminta pertanggungjawaban saya dengan pertanyaan, "Mengapa Anda percaya pada Yesus?", seperti yang telah selama ini saya lakukan. Kalau Bro Ucup berani bilang "pasti" dan sejenisnya silakan saja, tokh banyak juga orang yang tak kalah cerdasnya dengan "pasti", "rasional" dan entah apalagi menolak iman Kristen. Tetap saja "faith versus faith".


Oh ya Bro saya baru cek di Om Google: Hasil untuk Antony Flew ada tiga ratus ribuan, dan hasil untuk Stephen Hawking si atheist ada lebih dari tiga jutaan hasil. Mengai apakah Flew seorang Kristen saya tak berani pastikan, tapi dari info yang saya dapat di Wikipedia dia tidak pernah mengakui dirinya sebagai Kristen walau dekat dengan iman Kristen, resminya dia mengaku sebagai Deist. Mungkin kasus ini akan seperti kasus Neil Armstrong yang katanya mendengar azan di bulan, yang tak pernah keluar dan dibenarkan oleh Armstrong tapi diyakini secara buta oleh banyak orang tertentu. http://en.wikipedia.org/wiki/Antony_Flew


Samuel: wah, kalau iman Kristen itu "kemungkinan" ataupun "probabilitas", saya kira lebih baik saya tak usah jadi orang Kristen, apalagi jadi hamba Tuhan Yesus. Saya kira kita malu sama budaknya Jenderal Naaman yang berani mengatakan kalau ...di Israel ada nabi yang akan menyembuhkan Naaman dari sakit lepra karena nabi tersebut adalah nabi yg melayani Allah yang punya kuasa di atas segala allah2 lain. Resiko bagi budak itu: MATI!! Itu perlu kita renungkan dalam-dalam. 


Jelas itu "faith versus faith" tapi kita manusia harus bisa membedakan mana faith yg paling reasonable, comprehensible, konsisten dan liveable. Dan itu tugas kita untuk menyampaikan kebenaran itu dengan segala resiko yang ada dan dengan kasih. Banyak orang keliru ketika merasa lebih baik diam daripada bertengkar, yg penting harmoni dan damai yg semu. Jelas, kita harus hidup bersahabat dengan semua orang, tapi kita juga harus siap untuk berbeda dan menjawab tentang iman yang kita imani itu. Sejarah gereja mencatat selama 4 abad awal kekristenan ketika orang Kristen dianiaya, orang2 Kristen dengan gagah berani memberi jawab atas iman Kristen kepada orang2 yg menganiaya mereka. Tokoh2 iman lahir spt Justin Martyr, Iraneaus, Origen dll. Sekarang kita terlalu enak, sampai2 kita lupa tugas kita dan bahkan ikut arus dengan segala pengajaran2 yang tidak sesuai dengan Firman Allah. 

Soal Antony Flew, saya punya bukunya. Dia yg dulunya seorang atheist tulen, seorang scientist yg hebat dan diakui internasional, berbalik arah, yg dulu dengan lantang mengatakan "There is no God", sekarang berubah dan mengatakan "There is a God" dan keberadaan Allah yang paling masuk akal, paling logis, paling konsisten, paling menakjubkan dan dengan bukti2 yang cukup, adalah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yg diimani oleh orang Kristen. Ini suatu lompatan iman yang cukup besar dr seorang Flew yang punya reputasi tinggi di kalangan ilmuwan. Soal dia Deist, itu lain soal. Tapi aku salut, dia berani..

Samuel Hutagalung deist tetap saja bukan theist apalagi 'kristen', dan pengalaman rohani bukan hanya dialami oleh orang Kristen.

Eben Ezer Aruan Mungkin perlu kita renungkan: Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa orang yang tidak percaya kepada-Nya pasti masuk neraka. Sebaliknya, ada orang yang mengaku percaya kepada-Nya, bahkan telah melakukan mujizat demi nama-Nya, tetapi ditolak oleh-Nya (bd. Mat 7:21-23). Agaknya kita perlu memberi ruang untuk ketidaktahuan kita. @Brother Yusuf: masih ingat sayakah? Melayani di mana sekarang? Salam kangen ya (eben ezer aruan di Cipanas)

Diogenes Takalapeta Bukankah Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 3:36 "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." Jadi sudah pasti orang yg tidak tidak taat/ tidak percaya kepadaNya pasti binasa/neraka. Lihat Yoh.3:16. Jadi bukan kita yang harus merenungkan soal keselamatan dalam Kristus tetapi pak Eben-lah yang harus merenungkan ulang tentang kepastian keselamatan di dalam Kristus.


Eben Ezer: hai brother. Ya, saya sangat ingat dengan anda, teman seperjuangan :))
Saya pikir soal siapa yg masuk surga dan neraka tdk bs hanya didasarkan pd Matius 7: 21-23. Benar, kita harus memberi ruang utk ketidaktahuan kita, tapi kita j...uga harus menyatakan apa yg kita tahu soal iman kita dan itu menjadi kekuatan kita. Jika tidak, maka semua agama adalah benar. Jika semua agama benar, maka semua agama tdk ada yg salah. Jadi makin gawat kan? 


Saya pikir kaum atheis terlalu berani mengatakan bahwa Tidak Ada Tuhan. Kaum atheis menganggap bahwa mereka punya "infinite knowledge to affirmatively say that there is no existence of God." Menurut saya, statement itu sendiri menjadi "self-destructive" dan tak bs dipertanggungjawabkan. 
Samuel: pernyataan brother yg terakhir itu betul. Dan statement Antony Flew perlu dipertimbangkan oleh kaum atheist sebelum mengatakan bahwa there is no God.

Diogenes Takalapeta Saya setuju dengan pak Yusuf. Tapi saya miris dengan pernyataan pak Eben. apakah keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satu-Nya Tuhan dan Juruselamat/jalan Keselamatan (Yoh.14:6) mulai tergerus....?


Bukankah Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 3:36 "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." Jadi sudah pasti orang yg tidak tidak taat/tidak percaya kepadaNya pasti binasa/neraka. Lihat Yoh.3:16. Jadi bukan kita yang harus merenungkan soal keselamatan dalam Kristus tetapi pak Eben-lah yang harus merenungkan ulang tentang kepastian keselamatan di dalam Kristus.  

Saya sangat miris dengan pernyataan pak Eben. apakah keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satu-Nya Tuhan dan Juruselamat/jalan Keselamatan (Yoh.14:6) mulai tergerus....?


Dalam iman saya percaya tidak ada keselamatan di luar Yesus, saya percaya juga Yesus jauh lebih besar daripada Gereja dan Kitab Suci. Bisa jadi Allah berkarya dalam Yesus diluar dugaan kita (bnd Mat 25 tentang pemisahan kambing dan domba). Kaum atheis yang mengatakan "tidak ada Allah" sebenarya jatuh juga ke dalam statement iman, bukan pernyataan pengetahuan karena semua terbentur dalam "the First Cause". Saya tak berani katakan bisa pertanggunjawabkan iman Kristen secara rasional karena saya melihat misalnya imanku pada Allah Tritunggal adalah non-rasional (yang oleh orang percaya dilihat sebagai "supra-rasional", sedang bagi orang yang anti dilihat sebagai 'irasional'). Namun camkan ini: TIDAK ADA AGAMA DI DUNIA YANG PUNYA KITAB-KITAB SUCI KANONIK MAUPUN NON KANONIK (SEPERTI INJIL-INJIL PALSU YUDAS DLL) YANG SELURUH KESAKSIANNYA MEMANDANG YESUS KRISTUS ADALAH YANG TERTINGGI DAN TERBESAR! Dengan kata lain ada injil-injil lain (yang sebenarnya bukan Injil) di luar Alkitab, tetapi walau mereka menolak ajaran Alkitab mereka semua memandang Yesus yang tertinggi dan tak ada nabi lain yang akan datang yang lebih tinggi dari Yesus. Ini hasil penyelidikan saya pribadi dalam keterbatasan saya, yang membuat saya percaya secara rasional probabilitas iman Kristen lebih besar daripada kemungkinan agama lainnya. Tuhan memberkati!


Samuel: Saya jawab dulu pernyataan brother soal pengalaman rohani. Saya pikir benar "pengalaman rohani tak hanya dialami oleh orang Kristen saja", tapi pengalaman rohani saja tak bisa dijadikan landasan untuk iman Kristen. Oleh karena itu, kita perlu yang lain yaitu Firman Allah di dalam Alkitab yang berotoritas, Tradisi dan Logika (Reason) dalam iman kita. 


Soal Injil, aku sarankan baca buku NT Wright ("Menjawab Injil Yudas") yg membahas soal Injil Kanonik dan non Kanonik dan bagaimana menilai sesuatu itu Injil atau tidak. Sejauh yang saya ketahui, Injil2 Non Kanonik tidak bisa dikatakan sebagai Injil karena tidak berisi "BERITA" tentang Yesus, tetapi merupakan kumpulan "kata-kata bijak" yang mengutip secara serampangan dan kemudian memberi nilai2 baru terhadap apa yang tertulis di Injil kanonik. Dan Injil2 Non Kanonik itu kebanyakan ditulis pada abad ke 2 M. Injil2 Non Kanonik justru tidak menempatkan posisi Yesus seperti yang tertulis di Injil2 Kanonik. Jadi berbeda isinya baik secara materi maupun secara teologi.

Selanjutnya tentang "imanku pada Allah Tritunggal adalah non-rasional": Iman terhadap Allah Tritunggal itu iman yang sangat rasional bro. Nampaknya kita perlu membaca ulang PL dan PB secara comprehensive.

Yusuf Silangit Pak Diogenes: thanks untuk komentarnya. Salam kenal :)

Samuel Hutagalung wah bro mkn saya harus beri selamat pada anda karena bisa rasionalkan doktrin Tritunggal, suatu hal yang belum pernah bisa dilakukan teolog manapun selama dua ribu tahun.


Yusuf Silangit Samuel: aku sarankan banyak belajar sejarah gereja bro, khususnya patristic period. Doktrin Trinity merupakan doktrin yang sangat rasional yang bisa kita terima sebagai manusia yang theistic yang bisa dibuktikan secara theologis dan historis. Kalau tidak, ya jadi atheist saja atau agnostic.


Diogenes Takalapeta Shalom pak Yusup, salam kenal juga. Maaf saya ikut nimbrung oleh karena sedikit terusik dengan pernyataan pak Eben Ezer Aruan diatas.


Samuel Hutagalung maaf bro koleksi dari masa dan pemahaman para bapa gerejaku masih lebih lengkap dari kam


Yusuf Silangit

Aha..that's good bro. I guess you underestimate me. Sorry to say that. I know you are interested in Church History. That is why I direct you to that way :))
Anyway, thanks berat to all of you who give good contribution to the subject of discussion. Saya pikir diskusi ini sangat bagus, dan supaya efektif, kita tutup karena kita telah sedikit keluar jalur. Masalah pandangan atheisme dan theisme terhadap "kematian" sudah cukup jelas. Pandangan atheisme ternyata "self-defeating". Kalau soal the Doctrine of Trinity, kita masukkan dalam framework theistic, karena ini sdh topik yang lain. Thanks to all of you and may God bless you all. Salam persahabatan...


ADA BEBERAPA KOMENTAR LAGI YANG MASUK:


Eben Ezer Aruan
Pak Diogenes yang terkasih, sampai saat ini saya masih percaya apa yang Tuhan Yesus Kristus katakan kepada Tomas bahwa Dialah Jalan, kebenaran dan Hidup untuk mengenal Bapa. Tetapi saya masih memberi ruang untuk ketidaktahuan mengenai banyak hal yang tidak dinyatakan dalam Alkitab secara eksplisit. Patut kita renungkan dan pertanyakan "apakah kita berani mengatakan dengan pasti bahwa orang yang meninggal di luar Yesus orang itu pasti masuk neraka?" Selanjutnya, apakah iman saya mulai tergerus? yang paling tahu hanya Bapa sorgawi, karena Dia jugalah yang mengaruniakan iman itu pada saya. Tapi satu hal yang pasti, oleh iman itu, saya semakin mengenal siapa diri saya dan bagaimana seharusnya bersikap dan bertindak di tengah-tengah dunia yang membutuhkan anugerah Allah yang melampaui segala akal itu. Alkitab mengatakan, menurut saya, bahwa tugas kita bukan memperdebatkan apakah Allah itu ada atau tidak. Juga bukan menilai agama lain dan para penganutnya. Melainkan menjadi saksi dan terang melalui seluruh eksistensi hidup kita. Semoga pak Diogenes tidak sampai menilai saya seorang liberal. Saya masih meyakini bahwa orang yang dirasuk setan dapat ditolong dengan mengusirnya dalam nama Tuhan Yesus. Namun saya juga masih tetap berusaha mengintrospeksi diri agar tidak termasuk ke dalam golongan spt yang disebutkan dalam Mat 7:21-23. Diskusi yang menarik tentunyakan pak? Trm ksh dan salam untuk ibu. @bro Yusuf, thanks krn masih ingat saya. Mungkin perlu kita renungkan bahwa agama adalah satu hal dan iman adalah hal lain. Bagaimanapun, kita mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang pernah mati dan bangkit, itu adalah keputusan iman. Kalau bicara dari sudut rasio, meskipun kita tidak mengabaikannya, tentu sangat sulit mempercayai hal itu. Ok bro, mnjuah-juah. 


Diogenes Takalapeta
Shalom pak Eben yang Tuhan Yesus kasihi, sebaiknya tidak usah menghabiskan banyak energi, ruang dan waktu "untuk ketidaktahuan mengenai banyak hal yang tidak dinyatakan dalam Alkitab secara eksplisit." Sebab TUHAN sudah menyatakan sebelumnya bahwa "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."(Ul. 29:29). Soal pergumulan bapak tentang "apakah kita berani mengatakan dengan pasti bahwa orang yang meninggal di luar Yesus orang itu pasti masuk neraka?" Saya berpikir bahwa jawaban dan penjelasan pak Yusuf diatas sdh sangat jelas. Jadi pak Eben tidak usah bingung sebab secara inplisip maupun eksplisit Tuhan Yesus telah menyatakannya dalam keempat Injil dan kemudian diimplementasikan oleh para rasul dalam pengajaran mereka, misalnya Petrus, Kisah 4:12; Paulus, Kisah 16:31 atau Roma 10:13-15. Karena itu INJIL KERAJAAN SORGA HARUS DIBERITAKAN di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa (MAT. 24:14). Kecuali bapak sudah tidak lagi meyakini akan keharusan dari Amanat Agung (Mat. 28:19-20; Kisah 1:8). Jadi saya sangat yakin bahwa diluar Tuhan Yesus tidak ada keselamatan.



Eben Ezer Aruan
Pak Diogenes yang terkasih, untuk sampai pada pemahaman ayat-ayat yang bapak sebutkan di atas, agaknya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Murid-murid Tuhan Yesus sendiri minimal harus belajar 3,5 tahun dari sang Guru untuk bisa memahaminya. Itu pun terjadi setelah sang Guru bangkit dari kubur dan menampakkan diri kepada mereka. Pengalaman itulah yang membuat mereka mempunyai keyakinan yang kokoh dan semangat untuk memberitakan Injil sukacita itu. Namun tidak hanya itu, mereka juga mengalami transformasi hidup. Menjalani hidup dalam kesederhanaan, terbuka terhadap setiap orang, termasuk dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dan pandangan. Menyampaikan kritik-kritik sosial agar terjadi pembaruan di tengah umat (bd. Kotbah Petrus dlm Kis 2 yang mengutip kotbah Yoel, agar umat mengalami pertobatan dengan berbalik kepada Allah dan mengubah sikap dan tindakan yang bobrok). Amanat Agung sangat penting dan saya pun masih meyakini dan menjalankan itu. Namun kita sudah seyogianya juga menyadari bahwa Amanat Agung itu sudah lama kita reduksi hanya pada aspek marturia, yakni pemberitaan Injil, dalam arti hanya memberitakan bahwa Yesuslah Juruselamat satu-satunya, dan orang yang tidak menerima pemberitaan itu pasti masuk neraka. Akhirnya kita pun mengabaikan diakonia yang bersifat holistik. Kita lupa membina umat agar bertindak adil dan melakukan pelayanan sosial di tengah masyarakat.Seandainya oppung L.I. Nommensen datang ke tanah Batak hanya dengan membawa Injil verbal, dengan segera dia akan diusir atau mungkin dibunuh seperti halnya dengan Munson dan Layman. Nommensen tidak pernah mengatakan kalau orang Batak tidak percaya Yesus pasti masuk neraka. Yang dia lakukan adalah membawa damai dalam kata dan tindakan serta membela orang-orang yang tertindas. Kita para pendeta dan penginjil serta umat Kristen di masa sekarang ini, sudah terlalu banyak bicara Injil, tetapi dalam sikap dan tindakan kita menjadi celaan seperti bangsa pilihan Allah di masa lampau. Tidak ada artinya Injil verbal, jika hal itu tidak tampak dalam sikap dan tindakan nyata. Itu adalah isapan jempol. Saya sering bertanya-tanya apakah gedung-gedung gereja yang mewah, yang dibangun atas nama Injil, sudah menjadi sarang penyamun? Bukankah di sana juga para pendeta saling sikut dan saling jegal oleh karena semakin materialistis? Para pejabat dan pengusaha yang korup? Mungkin tidak sedikit gereja yang dibangun dari hasil korupsi dan eksploitasi. Tidak aneh kalau dunia ini masih sulit, bahkan agaknya makin sulit menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Namun ironisnya, ada orang yang beragama lain, bahkan tidak beragama, justru melakukan apa yang dikatakan oleh Injil Tuhan Yesus Kristus. Namun jangan disalahmengerti. Itu tidak berarti bahwa saya menganut paham moralis. Terima kasih untuk diskusi kita pak. Salam.



Samuel Hutagalung yang cool dari kita dua bro adalah kita sering diskusi dgn keras tapi tidak bawa sampai ke luar dari diskusi itu. orang yg tak kenal persahabatan kita bisa pikir kita sdg berantem, wkkk...


Diogenes Takalapeta Pak Eben ykksh, saya mengundang bapak untuk hadir pada konven rohaniwan Gereja Kristus, pada tgl. 4 April 2011 di GK Petamburan. Kami akan khusus membahas soal Soteriology. Datang ya...!


Pendapat pak Diogenes dan pendapat brother Eben sama2 punya poin penting dalam iman Kristen. Ingat Tri Tugas Gereja: marturia, diakonia dan koinonia. Jadi tak ada yg perlu diperdebatkan di situ. Tapi, di dalam melaksanakan "marturia", kita harus ingat bahwa kita juga harus ber "apologia" (Dan 3:16-18; Yes 1:18, 1Pet 3: 15, dll). Iman Kristen itu tidak bisa hanya didasarkan atas pernyataan: "Jangan banyak bertanya, yang penting percaya aja!". Ini namanya "blind faith". Sebagai orang Kristen, kita diminta untuk berdiskusi secara "reasonable" sebagai salah satu jalan agar orang lain mengerti dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Oleh sebab itulah, maka saya menuliskan status saya di atas sebagai suatu pembelaan iman Kristen terhadap pandangan atheisme, yang semata-mata bukan untuk menyombongkan diri, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab saya sebagai orang Kristen untuk mengklarifikasi kebenaran iman Kristen.

Menurut saya, secara sederhana, agama sebagai "system of thought/belief" dan iman sebagai "kadar realitas dari system of thought/belief" tak bisa dipisahkan. Statement2 dalam agama harus koheren dengan realitas iman di dalam agama tersebut. Di atas telah banyak sekali argumen tentang hal tersebut antara ateisme dan pandangan theistic, termasuk pandangan theistic Kristen, khususnya tentang "kematian". Dan saya sudah banyak menjelaskan bahwa atheisme itu "self-defeating", baik secara filosofis maupun secara eksistensial. 

Selanjutnya saya mengatakan bahwa iman Kristen itu sangat reasonable karena didukung oleh fakta-fakta yang sudah berurat berakar di dalam sejarah. Bukti2 iman Kristen itu bukan hanya dapat kita jumpai di dalam Alkitab PL dan PB yang kita akui berotoritas, tetapi juga didukung oleh banyak data-data "extra biblical evidences" (naskah2 kuno, penemuan2 arkeologis, dll). Tentu kita tidak berhenti sampai di bukti2 ilmiah saja, tetapi iman Kristen itu harus juga sesuai dengan realitas dan aplikasi iman Kristen tersebut. Logika pengajaran Gereja (doktrin), termasuk Doktrin Trinity, tentu harus diletakkan dalam framework theistic. 

Nah, justru tantangannya bagi kita, apakah dengan bukti2 yang demikian banyak dan cukup, kita masih belum berani menyatakan kebenaran iman Kristen kita kepada orang lain? Menurut saya, alangkah baiknya kalau kita kembali belajar dari sejarah gereja khususnya mengenai iman orang Kristen 4 abad setelah kematian Tuhan Yesus. Tradisi iman ortodoks inilah yang diwariskan kepada kita sekarang. Di masa 4 abad mula-mula inilah kita bisa melihat bagaimana Bapa2 gereja (Iraeanus, Justin Martyr, Polycarp, Ignatius dari Antiokia, Pothinus dll) mempertahankan iman Kristen rasuli dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, padahal mereka ini punya kesempatan untuk tetap berada di puncak kehormatan duniawi dan kekuasaan episkopal mereka. Tapi mereka justru secara sadar mempertahankan imannya kepada Tuhan Yesus dan berani "berjalan ke luar menuju tempat yang jauh dari rasa aman", yang tak lain dan tak bukan adalah tempat penghukuman yang sangat mengerikan. Justru bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh penulis2 injil gnostik (termasuk Injil Yudas) yang melarikan diri dari iman Kristen rasuli. 

Data dan kesaksian yang kita terima "sama" (PL dan PB), ditambah lagi dengan kesaksian hidup para Bapa2 Gereja, disertai dengan bukti2 ilmiah seperti yang telah disebutkan diatas, kok kita masih ragu akan iman Kristen tersebut? Mari kita klarifikasi kebenaran iman Kristen tersebut, tentu dengan "gentleness" dan "respect" terhadap orang lain. Kenapa kita tidak berani mengatakan bahwa memang hanya di dalam Yesus semua lutut harus bertelut dan tidak ada nama lain selain namaNya? Kita harus berani menyatakan ke-eksklusifan dan keunikan iman Kristen dibandingkan dengan iman agama2 lain. Iman Kristen itu bukan "blind faith" atau omong kosong, tapi nyata historically, philosophically, dan existentially. 

Semoga diskusi ini bermanfaat dan kita bisa saling belajar satu sama lain. Kalau ada pendapat, saya persilahkan untuk menyatakannya di "status FB" anda, dan kita bisa berdiskusi kembali. GBU all.


Catatan:
Thanks untuk jempolnya buat Evi Saragih, Riah Ginting, brother Yong Xing, my wife Litmalem, Eka Sura Ginting, Joseph Jesudasan, Sempurna Ginting, Mansur Ginting, Johebet Tarigan, Budi Andrian S. Pandia, Pridolf Siregar, Sri Cenni Silalahi, Perisma Tarigan dan Grace Betania. GBU all...  

Ps. Yusuf Silangit (BD.MA)
MJEM